Rabu, 13 Februari 2013

Kangen



Judulnya sama dengan lagu lama  dewa 19 , tapi ini adalah perasaan hati saat ini 
Pada Juni 2013 tepat 10 tahun hidup kami merantau di luar domisili kami di Jakarta , jauh dari keluarga , saudara dan teman .Berawal di Mei  2003 saya dinas luar kota ke Medan , dan istri menyusul satu bulan kemudian , saat itu kami pengantin baru , kami menikah pada 06 April 2003, berjuang dalam  rumah tangga , sendiri di kota orang.

Juli 2003 status pekerjaan berubah jadi  mutasi domisili tugas , surat tugas  tidak ada batas waktu sampai kapan , hal yang lupa untuk di pertanyakan. Saya dan istri tinggal di rumah kontrakan perusahaan dan atas kebaikan teman  kami dapat menempati  1 kamar di rumah kontrakan  tersebut, suka duka kami jalani tinggal di  rumah kontrak perusahaan   , saya masih ingat nama perumahannya , Riviera  dekat batas kota Medan dan Deli Serdang , tidak jauh dari Kantor Polda Sumatera Utara.

Istri sedang mengandung anak pertama kami ketika pergi ke Medan , Alhamdullilah anak pertama  kami lahir 27 Desember 2003  dengan selamat di Rumah Sakit Elizabeth Medan , kami bawa pulang dan rawat di rumah kontrak  perusahaan. Sampai usia anak kami sekitar 3 bulan kami masih tinggal di rumah kontrak tersebut , kami akhirnya keluar karena sewanya   tidak diperpanjang  dan kami mengontrak rumah kecil dengan 1 kamar didaerah Tanjung Morawa.Itulah pindah tempat tinggal  pertama kali di Medan , di kontrakan baru kami tinggal sekitar 2 tahun , kami besarkan anak pertama  kami Bajra Bhagawanta di sana , kami tinggal di komplek perumahan Tamora Indah II blok B No 32 , rumahnya agak belakang  berbatasan dengan kuburan cina dan klenteng hanya dipisahkan tembok komplek perumahan .

Banyak cerita disana , yang pasti  kami berumah tangga  mandiri  banget , membesarkan dan mengurus anak hanya kami berdua sampai usia anak saya 2 tahun. Setelah masa kontrakan habis , kami rencanakan untuk cari tempat baru , karena disana sepi dari  “ kehidupan “ , kami seperti hidup terasing di komplek tersebut.
Akhirnya kami dapat rumah kontrak  di komplek Griya Mora Indah , blok F No 34 , depan lapangan bermain dan mushola komplek. Itulah pindahan tempat tinggal ke dua kami.

Di Griya Mora Indah No 34  kami tinggal selama  2 tahun juga sampai usia anak pertama kami 4 tahun dan mulai sekolah playgroup, di daerah ini  lumayan ramai , anak kami banyak teman , interaksi sosial berjalan baik dan kami menikmati tinggal di perumahan  ini , tapi di rumah ini istri saya sempat 2 kali di opname di rumah sakit karena masalah lambung , dan saya 1 kali di opname karena demam berdarah. Setelah masa kontrak habis kami rencanakan tidak perpanjang , kami rencana beli rumah di perumahan itu juga , dari pada buat  bayar sewa kontrak lebih baik buat tambahan beli rumah saja . Akhirnya kami dapat juga rumah di blok H 12 , bulan  Januari 2008 kami pindah kerumah tersebut dan itu pindah tempat tinggal  yang ke 3 selama di Medan.

Di rumah H 12  istri mengandung anak kedua , rumah itu kami tempati hanya 3 bulan saja , saya kembali di tugaskan ke luar kota dan pada akhirnya mutasi domisili tugas ke Makassar , Sulawesi  Selatan. April 2008 saya ke Makassar dan sebulan kemudian Istri dan anak pertama  menyusul , kami di Makassar tinggal di kontrakan kantor , jadi tidak pusing bayar kontrakannya . Anak kedua kami lahir di Klinik Ananda Makassar  20 September 2008 kami beri nama Raditya Yuri Ramadhiaz.

Kami besarkan kedua anak kami , mandiri kami jalani ……sepi rasanya , yang membuat ramai adalah kami kemana-mana selalu berempat ……., kedokter , makan diluar , ke mall , ke rumah sakit, ke acara teman , kondangan kami selalu berempat . Di rumah kontrak   jalan abdul kadir kami tinggal selama 2 tahun , ingin perpanjang tetapi yang punya rumah ingin merenovasi rumah , jadi kami harus mencari rumah kontrakan yang baru untuk kami tempati. Kami dapat di daerah blok 5 daeng tata 1 , di belakang rumah pribadi wakil walikota saat itu , saat pindah suasananya sepi , tetapi ketika sudah tinggal disana berisik banget, suara orang teriak , bising motor dan bentor. Di sini kami tinggal selama 2 tahun juga , anak kedua kami sempat di opname di rumah sakit karena sakit saluran nafas.

Di rumah ini kami merasa tidak betah , mungkin ini adalah suasana paling tidak nyaman selama kami pindah – pindah kontrakan rumah , saat hujan bocor , hujan deras air masuk rumah , lingkungan berisik , tetangga sepi , selalu bau asap bakaran sampah. Setelah masa kontrak habis , kami putuskan mencari kontrakan rumah yang lebih baik , kami tidak mau kejadian diatas terulang kembali, akhirnya kami dapat di blok 1 daeng tata 1 , agak sepi dari bising kendaraan , lingkungan social juga kurang baik , tapi tidak ada pilihan. Inilah pindah rumah kontrakan ke 3 di Makassar , kalau di hitung selama 10 tahun kami sudah 6 kali pindah rumah kontrakan, jenuh dan bosan rasanya.

Sekarang anak pertama kami  usia 9 tahun dan yang kedua 4 tahun , sudah mendekati 5 tahun kami di Makassar , kangen Jakarta ………………………………dengan macetnya , bubur ayamnya , mie ayamnya , ketopraknya , monas , ancol , taman mini , ragunan , blok m dan yang terpenting silaturahmi  dengan orang tua , sanak saudara , teman-teman.

Ingin rasanya mengisi kekosongan  10 tahun yang selama ini kami jalani di perantauan.

Liburan Sekolah Ke Malino

Malino, 25 Desember 2012
Yunita ( istri ) , Bajra Bhagawanta , Raditya Yuri Ramadhiaz ( anak ) , mengisi liburan sekolah anak dengan  rekreasi ke dataran tinggi Malino  masih didaerah Sulawesi Selatan, daerah ini berhawa sejuk karena berada di pegunungan.
Berangkat pagi dari rumah kontrakan kami didaerah daeng tata 1 , sengaja agak santai agar aman dan lancar dalam perjalanan.
Rutenya cukup menantang karena melalui jalan perbukitan , kadang jalan  naik / turun seperti tapal kuda sehingga membuat mual bila tidak terbiasa melakukan perjalanan. Rutenya juga melalui beberapa pemandangan menarik seperti bendungan bili-bili, pegunungan bawakaraeng, tempat  asik untuk berfoto-foto sejenak.
Di Malino kami menginap di hotel Celebes , kalau dari list harga hotel ini cukup mahal di bandingkan hotel bintang di kota makassar , beruntung punya vocher hotel yang kami beli  " miring " harganya.
Hotel ini cukup ramai , mungkin karena bersamaan dengan liburan sekolah , jadi kami tidak merasa sepi di sekitar hotel, fasilitasnya sih ada playground untuk anak, kolam renang ( siapa mau berenang di udara yang dingin ya ), tidak ada ac karena tanpa ac pun kami tidur kedinginan.
Wisata di Malino ada area hutan pinus , air terjun , lembah biru , sebenarnya tempatnya asik tapi karena kurang pengelolaannya jadi sepi apabila kita berkunjung di luar masa liburan. Daerah ini juga bukan jalan lintas utama sehingga kurang dilalui oleh hilir - mudik kendaraan, semoga suatu saat daerah ini bisa ramai wisatanya seperti kawasan Puncak di Bogor atau Brastagi di Medan.
Semalam  saja cukup rasanya di Malino , lebih baik tambah liburan di Makassar saja