Jumat, 15 Oktober 2010

Kecerdasan Emosi ( Emotional Qution )

Kecerdasan emosi memiliki 5 (lima) unsur:
(1). Kesadaran Diri (Self- Awareness),
(2). Pengaturan Diri (Self-Regulation),
(3). Motivasi (motivation),
(4). Empati (Empathy), dan
(5). Ketrampilan Sosial (Social Skills).

KESADARAN DIRI (SELF-AWARENESS)

Kesadaran diri memusatkan perhatian pada pengenalan ragam emosi dan membangun konsep diri. Menurut Daniel Goleman, ada tiga kemampuan kesadaran diri yang umumnya dimiliki oleh mereka yang berkinerja tinggi, yaitu: Kesadaran emosi (Emotional Awareness), Penilaian diri secara teliti (Accurate Self-Assesment), dan Percaya diri (Self-Confidence).

Kesadaran emosi, yaitu tahu tentang bagaimana pengaruh emosi terhadap kinerja kita, dan kemampuan menggunakan nilai-nilai kita untuk memandu pembuatan keputusan. Seseorang dengan kemampuan ini: (a) tahu emosi mana yang sedang mereka rasakan dan mengapa; (b) menyadari keterkaitan antara perasaan dengan yang mereka pikirkan, perbuat, dan katakan; (c) mengetahui bagaimana perasaan mereka mempengaruhi kinerja; dan (d) mempunyai kesadaran yang menjadi pedoman untuk nilai-nilai dan sasaran-sasaran mereka.

Penilaian diri secara teliti, yaitu perasaan yang tulus tentang kekuatan-kekuatan dan batas-batas pribadi kita, visi yang jelas tentang mana yang perlu diperbaiki, dan kemampuan untuk belajar dari pengalaman. Seseorang dengan kecakapan ini: (a) sadar tentang kekuatan dan kelemahanya; (b) mau belajar dari pengalaman; (c) terbuka terhadap umpan balik yang tulus, bersedia menerima perspektif baru; dan (d) mampu menunjukkan rasa humor dan bersedia memandang diri sediri dengan perspektif yang luas.

Percaya diri, yaitu keberanian yang datang dari kepastian tentang kemampuan, nilai-nilai, dan tujuan kita. Seseorang dengan kecakapan ini: (a) berani tampil dengan keyakinan diri atau berani menyatakan "keberadaannya"; (b) berani menyuarakan pandangan yang tidak populer dan bersedia berkorban demi kebenaran; (c) mampu membuat keputusan yang baik kendati dalam keadaan tidak pasti dan tertekan.
PENGATURAN DIRI (SELF-REGULATION)
Pengaturan diri, menekankan pada kemampuan mengontrol diri dari hambatan-hambatan emosional yang negative, mengelolanya secara akurat dan bijak agar tetap dapat berfikir jernih dan terfokus. Menurut Goleman, ada lima kemampuan pengaturan diri yang dimiliki oleh orang berkinerja tinggi, yaitu: kendali diri (Self-Control), Dapat dipercaya (Trustworthiness), Kehati-hatian (Conscientiousness), Adaptabilitas (Adabtability), dan Inovasi (Inovation).

Pengendalian diri, yaitu menjaga agar emosi dan impuls yang merusak tetap terkendali. Seseorang dengan kecakapan ini akan: (a) mengelola dengan baik perasaan-perasaan impulsive dan emosi-emosi yang menekan; (b) tetap teguh, berfikir positif, dan tidak goyah walaupun dalam situasi yang paling berat; dan (c) berfikir dengan jernih dan tetap terfokus kendati dalam tekanan.

Dapat dipercaya, yaitu menunjukkan kejujuran dan integritas. Seseorang dengan kecakapan ini akan; (a) bertindak menurut etika dan tidak pernah mempermalukan orang; (b) membangun kepercayaan lewat keandalan diri dan otentisitas; (c) mengakui kesalahan sendiri dan berani menegur perbuatan tidak etis orang lain; dan (d) berpegang kepada prinsip secara teguh bahkan bila akibatnya adalah menjadi tidak disukai.

Kehati-hatian, yaitu dapat diandalkan dan bertanggungjawab dalam memenuhi kewajiban. Seseorang dengan kecakapan ini akan: (a) memenuhi komitmen dan memenuhi janji; (b) bertanggungjawab sendiri untuk memperjuangkan tujuan mereka; dan (c) terorganisasi dan cermat dalam bekerja.

Adaptabilitas, yaitu keluwesan dalam menangani perubahan dan tantangan. Seseorang dengan kecakapan seperti ini akan: (a) terampil menangni beragamnya kebutuhan, bergesernya prioritas, dan pesatnya perubahan; (b) siap mengubah tanggapan dan taktik untuk menyesuaikan diri dengan keadaan; dan (c) luwes dalam memandang situasi.

Inovasi, yaitu bersikap terbuka terhadap gagasan-gagasan dan pendekatan-pendekatan baru, serta informasi terkini. Seseorang dengan kecakapan ini akan: (a) selalu mencari gagasan baru dari berbagai sumber; (b) mendahulukan solusi-solusi yang orisionil dalam memecahkan masalah; (c) menciptakan gagasan-gagasan baru, dan (d) berani mengubah wawasan dan mengambil resiko akibat pemikiran baru mereka.

MOTIVASI (MOTIVATION)

Motivasi merupakan suatu pengertian yang melingkupi semua penggerak, alasan-alasan, atau dorongan-dorongan dalam diri manusia yang menyebabkan berbuat sesuatu. Empat kemampuan motivasi yang umumnya dimiliki orang berkinerja tinggi adalah: Dorongan Berprestasi (Achievement Drive), Komitmen (Commitment), Inisiatif (Initiative), dan Optimisme (Optimism).

Dorongan Berprestasi, yaitu dorongan untuk meningkatkan atau memenuhi standar keunggulan. Seseorang dengan kecakapan ini: (a) berorientasi pada hasil dengan semangat juang tinggi untuk meraih tujuan dan memenuhi standar, (b) menetapkan sasaran yang menantang dan berani mengambil resiko yang telah diperhitungkan, (c) mencari informasi sebanyak-banyaknya guna mengurangi ketidakpastian dan mencari cara yang lebih baik, dan (d) terus belajar untuk meingkatkan kinerjanya.

Komitmen, yaitu menyelaraskan diri dengan sasaran kelompok atau lembaga. Seseorang dengan kecakapan ini akan: (a) siap berkorban demi pemenuhan sasaran lembaga yang lebih penting, (b) merasakan dorongan semangat dalam misi yang lebih besar, (c) menggunakan nilai-nilai kelompok dalam pengambilan keputusan dan penjabaran pilihan-pilihan, dan (d) aktif mencari peluang guna memenuhi misi kelompok.

Inisiatif, yaitu kesiapan untuk memanfaatkan kesempatan. Seseorang dengan kecakapan ini, akan: (a) siap memanfaatkan peluang, (b) mengejar sasaran lebih daripada yang dipersyaratkan atau diharapkan dari mereka, (c) berani melanggar batas-batas dan aturan-aturan yang tidak prinsip bila perlu agar tugas dapat dilaksanakan, dan (d) mengajak orang lain melakukan sesuatu yang tidak lazim dan bernuansa petualangan.

Optimisme, yaitu kegigihan dalam memperjuangkan sasaran kendati ada halangan. Seseorang dengan kecakapan ini akan: (a) tekun dalam mengejar sasaran kendati banyak halangan dan kegagalan, (b) bekerja dengan harapan untuk sukses bukannya takut gagal, (c) memandang kegagalan atau kemunduran sebagai situasi yang dapat dikendalikan ketimbang sebagai kekurangan pribadi.
EMPATI (EMPATHY)
Empati menekankan pentingnya mengindra perasaan dari perspektif orang lain sebagai dasar untuk membangun hubungan interpersonal yang sehat. Jika dalam self awareness terfokus pada pengenalan emosi sendiri, dalam empati perhatiannya dialihkan kepada pengenalan emosi orang lain. Semakin seseorang mengetahui emosi sendiri, semakin terampil ia membaca emosi orang lain. Dengan demikian, empati dapat dipahami sebagai kemampuan mengindra perasaan dan perspektif orang lain.

Menurut Daniel Goleman, terdapat 5 (lima) kemampuan empati yang umumnya dimiliki oleh star performer, yaitu: Memahami orang lain (Understanding Others), Mengembangkan orang lain (Developing Others), Orientasi pelayanan (Service Orientation), Memanfaatkan keragaman (Leveraging Diversity), dan Kesadaran Politis (Political Awareness).

Memahami orang lain, yaitu mengindra perasaan dan perspektif orang lain, serta menunjukkan minat aktif terhadap kepentingan mereka. Seseorang dengan kecakapan ini, akan: (a) memperhatikan isyarat-isyarat emosi dan mendengarkannya dengan baik, (b) menunjukkan kepekaan dan pemahaman terhadap perspektif orang lain, (c) membantu berdasarkan pemahaman terhadap kebutuhan orang lain.

Mengembangkan orang lain, yaitu mengindra kebutuhan orang lain untuk berkembang dan meningkatkan kemampuan mereka. Seserang dengan kecakapan ini akan: (a) mengakui dan menghargai kekuatan, keberhasilan dan perkembangan orang lain; (b) menawarkan umpan balik yang bermanfaat dan mengidentifikasi kebutuhan orang lain untuk berkembang; (c) menjadi mentor, memberi pelatihan pada waktu yang tepat, dan penugasan-penugasan yang menantang serta memaksakan dikerahkannya ketrampilan seseorang.

Orientasi pelayanan, yaitu mengantisipasi, mengakui dan memenuhi kebutuhan-kebutuhan pelanggan. Seseorang dengan kecakapan ini: (a) memahami kebutuhan pelanggan dan menyesuaikanya dengan pelayanan atau produk; (b) mencari berbagai cara untuk meningkatkan kepuasan dan kesetiaan pelanggan; (c) dengan senang hati menawarkan bantuan yang sesuai; dan (d) menghayati perspektif pelanggan, bertindak sebagai penasehat yang dapat dipercaya.

Memanfaatkan keragaman, yaitu menumbuhkan kesempatan-kesempatan melalui keragaman pada banyak orang. Seseorang dengan kecakapan ini, akan; (a) hormat dan mau bergaul dengan orang-orang dari bermacam-macam latar belakang; (b) memahami beragamnya pandangan dan peka terhadap perbedaan antar kelompok; (c) memandang keberagaman sebagai peluang, menciptakan lingkungan yang memungkinkan semua orang sama-sama maju kendati berbeda-beda; dan (d) berani menentang sikap membeda-bedakan dan intoleransi.

Kesadaran Politis, yaitu membaca kecenderungan social politik yang sedang berkembang. Seseorang dengan kecakapan ini, akan: (a) membaca dengan cermat hubungan kekuasaan yang paling tinggi, (b) mengenal dengan baik semua jaringan social yang penting, (c) memahami kekuatan-kekuatan yang membentuk pandangan-pandangan serta tindakan-tindakan klien, pelanggan atau pesaing, dan (d) membaca dengan cermat realitas lembaga maupun realitas di luar.

KETRAMPILAN SOSIAL (SOCIAL SKILLS)

1.Pengaruh (Influence), yaitu trampil menggunakan perangkat persuasi secara efektif.
2.Komunikasi (Communication), yaitu mendengarkan secara terbuka dan mengirimkan
pesan secara meyakinkan.
3.Manajemen Konflik (Conflict Management), yaitu merundingkan dan menyelesaikan
ketidaksepakatan.
4.Membangkitkan Inspirasi (Inspiration Movement), yaitu mengilhami dan membimbing
individu atau keompok.
5.Katalisator perubahan (Change Catalyst), yaitu mengawali atau mengelola perubahan.
6.Membangun hubungan (Building Bonds), yaitu menumbuhkan hubungan yang bermanfaat.
7.Kolaborasi dan Kooperasi (Collaboration and Cooperation), yaitu kerjasama dengan
orang lain demi tujuan bersama.
8.Kemampuan Tim (Team Capabilities), menciptakan sinergi kelompok dalam
memperjuangkan tujuan bersama.

Ketrampilan Sosial merupakan kemampuan menciptakan dan mempertahankan hubungan dengan orang lain dengan menampilkan pribadi kita yang utuh dengan apa adanya, bisa menyatakan perhatian dan penghargaan, juga berbagi kekuatan, kelemahan dan harapan kita.

Buatlah daftar orang-orang yang bisa diandalkan. Buatlah daftar perasaan yang dapat kita ekspresikan dengan mudah. Kembangkan diri kita dengan berbicara hal-hal yang biasanya tidak kita ceritakan, juga dengan orang yang biasanya kita tidak bergaul atau berhubungan atau berbagai pendapat.

Duabelas ketrampilan Interpersonal

1. Membuka Diri
a.Memberi Stroke. Pernyataan jujur dan tulus tentang sesuatu yang memang
diinginkan oleh orang tersebut. Bila perlu minta ijin dulu.
b.Meminta Stroke. Minta pendapat yang jujur dan tulus tentang diri kita. Cari
orang yang bisa dipercaya.
c.Menerima dan Menolak Stroke. Minimal ucapkan terima kasih. Beri penjelasan
kalau ada yang kurang cocok. Balas Pujiannya.
d.Memberi Stroke Pada Diri Sendiri. Bentuknya bisa bermacam-macam, sesuaikan
dengan budget (anggaran). Karena kadang orang lain tidak perlu tahu atau
lingkungan kita pelit.
2. Memaham Emosi Lingkungan
a.Memberi Complaint (Pernyataan perasaan akibat suatu Tindakan). Mengutarakan
perasaan kita akibat tindakan orang lain, dengan tegas dan bijaksana (complaint
yang jelas alasan sebabnya).
b.Menerima Complaint (Menerima Pernyataan Perasaan/ Tindakan). Mendengarkan
dengan baik. Jangan membela diri atau menentang. Pahami perasaannya (bayangkan
kalau anda jadi dia). Bila perlu meminta maaf dan kalau memusingkan, jelaskan
alasan anda.
c.Menggali Intuisi. Intuisi adalah karunia yang diberikan oleh Tuhan kepada
manusia berupa perasaan atau bimbingan yang berada di luar kemampuan logika
berfikirnya. Contohnya: seorang yang sudah memesan hotel di depan sebuah cafe
di Bali, pukul 19.00. sudah mau cek-in, tetapi karena saran temannya, dia
pindah ke hotel lain. Malamnya ketika mau makan di restoran di samping cafe
tersebut, tetapi hilang selera, dan kembali makan di hotelnya berjarak 100
meter dari tempat tersebut. Baru saja menginjakkan kaki di hotel tersebut, bom
meledak di depan cafe tadi.
d.Menguji Intuisi. Cek dengan kemampuan logika berfikir anda. Tanyakan informasi
kepada pihak yang bisa dipercaya (resmi). Tanyakan kepada pihak ketiga (saksi
mata). Berdoa minta perlindungan kepada Tuhan Yang Maha Esa. Berdoa minta
petunjuk dan bimbinganNya, dan berjalan sesuai dengan bimbinganNya.
3. Mengambil Sikap Bertanggungjawab
a.Minta Maaf.
b.Memberi Maaf.
c.Minta Pengampunan.
d.Memberi Pengampunan.

Menata Hati Dan Pikiran Menjadi Seorang Pemenang



Diambil dari sebuah majalah:

Belum lama ini saya bertemu dengan seorang kawan lama yang sedang mengalami kesulitan hidup. Dia merasa sudah sangat keras berjuang dalam hidup ini tetapi merasa belum mencapai keberhasilan seperti yang diinginkannya. Hidupnya terasa semakin sulit dan beban yang dipikulnya menjadi terasa semakin berat. Akibatnya ia merasa sangat lelah dalam berjuang dan kehilangan motivasi, sehingga mengharapkan masukan, dukungan dari teman-temannya.
Kawan saya ini sebenarnya seorang yang menyenangi membaca. Ia mengatakan, "Saya sudah sering membaca buku-buku tentang motivasi dan pengembangan diri, serta mengikuti berbagai training maupun seminar motivasi dan pengembangan diri, namun mengapa sampai saat ini saya belum berhasil juga ?".
Ketika panjang lebar berbicara dengannya, saya menangkap kegelisahan hatinya sangat mendalam dan kondisi mentalnya sangat tertekan. Pikirannya dipenuhi dengan berbagai ketidakpuasan terhadap orang lain, keadaan lingkungan dan faktor-faktor luar lainnya. Baginya seolah-olah faktor-faktor luar saja yang mempengaruhi kegagalan hidupnya. Ia menjadi pribadi yang sering "menyalahkan" faktor-faktor luar tersebut sebagai "biang keladi" dari kegagalannya selama ini. Ia juga "menyalahkan" keadaan-keadaan yang tidak memungkinkan dirinya langsung melesat tinggi mencapai kesuksessan. Kemudian yang sering muncul dalam pikirannya adalah "Seandainya saja saya…..…."
Nampaknya apa yang ditunjukkan oleh teman saya ini sejalan dengan penelitian yang pernah disampaikan oleh G.W. Carver. Berdasarkan penelitian dan pengamatannya Carver pernah mengatakan: "Sembilan puluh sembilan persen kegagalan datang dari mereka yang biasa mencari-cari alasan." Saya sangat setuju dengan pendapat G.W. Carver ini. Seringkali tanpa kita sadari justru sikap kita sendirilah yang menciptakan kegagalan dan kesulitan hidup ini. Bukan faktor-faktor lain dari luar tetapi faktor-faktor dari dalam diri kita sendiri
Hati Adalah Pusat Makna Tertinggi
Hati nurani adalah pusat makna tertinggi kehidupan manusia atau “the ultimate meaning” yang paling berpengaruh dalam diri kita. Sedangkan otak adalah hamba yang sangat patuh mengikuti setiap perintah hati nurani kita dalam kehidupan. Keberhasilan dan kebahagiaan yang menjadi impian indah banyak manusia, sesungguhnya sangat dipengaruhi oleh impian hatiu nurani kita, bukan ditentukan oleh kecerdasan otak kita saja. Hati yang memiliki impian indah menjadi pemenang dalam kehidupan akan berkreasi dan mencipta berbagai hal yang positif di dunia ini dan memerintahkan otak melakukan hal yang positif pula.
Otak sebagai hambanya hati akan selalu siap menerima instruksi dari hati nurani kita. Ia patuh dan tunduk atas perintah apapun yang diberikan oleh hati kita kemudian meresponnya melalui indra kita. Hati inilah yang menjadi pusat tertinggi yang memerintahkan pikiran manusia yang akan membentuk sikap dan karakater dirinya. Intinya semua diawali dengan hati dan pikiran kita. Bagaimana sikap dan karakter seseorang itu sangat dipengaruhi oleh bagaimana mereka mampu mengelola hati dan pikirannya. Keberhasilan, kegagalan serta kegelisahan itu sesungguhnya dimulai dari hati dan pikiran kita sendiri.
Dengan demikian menyikapi kesulitan, kegagalan dengan menyalahkan faktor-faktor luar sebagai penyebab terhadap kesulitan hidup bukanlah cara yang bijaksana. Yang perlu dilakukan adalah memulai mengubah dari dalam diri kita sendiri, terlepas seberapa buruknya keadaan diluar kita sendiri.
Menjadi sukses dan bahagia harus dimulai dari kemampuan kita mengelola hati dan mengarahkan pikiran kita menuju tujuan hidup yang benar. Dalam bahasa Dalai Lama pada karyanya yang berjudul An Open Heart (Practicing Compassion in Everyday Life): "An open heart is an open mind. A change of heart is a change of mind." Hati yang terbuka adalah pikiran yang terbuka. Perubahan dalam hati adalah perubahan dalam pikiran dan perubahan dalam hidup kita.
Maka pusatkan perubahan dari dalam hati dan pikiran sendiri agar menjadi seorang pemenang. Bagaimana cara mencapai tahap ini ?
Sukses Dimulai Dari Dalam Diri.
Psikolog terkenal William James tanpa ragu-ragu pernah berkata, "Penelitian terbesar dari generasi saya adalah bahwa manusia dapat mengubah hidupnya dengan mengubah sikapnya." Intinya sikap adalah hal kecil yang dapat membuat perubahan besar dalam kehidupaan seseorang. Dibalik perubahan sikap itu selalu ada kata kuncinya adalah “keyakinan”.
Mulailah dengan memiliki keyakinan bahwa keberhasilan, kesuksesan, kegelisahan, semuanya disebabkan faktor dari dalam diri Anda sendiri. Keyakinan bahwa yang menciptakan itu semua sebenarnya adalah hati dan pikiran Anda sendiri. Berbagai faktor luar lainnya sesungguhnya tidak mencerminkan diri pribadi Anda. Namun hati dan pikiran yang ada dalam diri Anda itulah yang mengidentifikasikan diri Anda. Itulah mengapa menyalahkan faktor luar adalah tindakan yang kurang bijaksana. Keyakinan seperti ini akan mengubah sikap Anda menjadi seorang pemenang.
Manusia adalah makhluk yang memiliki karunia kesempurnaan fisik, kecerdasan emosional dan kecerdasan spiritual. Dengan kecerdasannya ia mampu mengelola hati dan pikirannya. Bahkan mampu memahami bagaimana proses berpikir itu sendiri. Banyak orang kurang menyadari hal ini, tidak mengetahui, pura-pura tidak tahu, atau bahkan tidak mau tahu bahwa mereka memiliki kemampuan mengelola hati dan pikirannya. Sehingga mereka tidak pernah sadar bahwa mereka telah menjadi budak atau hamba dari hati dan pikiran mereka sendiri. Bukannya memimpin hati dan pikirannya, malahan seumur hidupnya dikendalikan oleh hati dan pikirannya sendiri.
Apapun yang terjadi di dalam hidup kita merupakan realisasi yang muncul dari apa yang ada dalam hati dan pikiran kita yang dominan. Semakin kita fokus memikirkan sesuatu hal penting yang kita inginkan, maka kita semakin cenderung mendapatkannya. Mengapa? Karena semakin Anda memikirkannya, maka pikiran Anda akan semakin fokus, menjadi semakin dominan dan terus menerus menguasai diri Anda. Dengan fokus pada pikiran ini, akan menghasilkan energi dari dalam diri yang bisa mengarahkan Anda untuk menjadi seperti yang Anda pikirkan. Kalau kita melihat dengan kacamata psikologi, lebih jauh menunjuk pada psikoanalisa Sigmund Freud, dorongan atau energi dari arah dalam diri ini tercipta karena adanya “unconscius mind” atau pikiran bawah sadar yang tercipta dari pikiran yang menyentuh aspek spiritual.
Demikian sebaliknya, semakin hati dan pikiran kita dipenuhi oleh sesuatu yang melemahkan kita yang tidak kita inginkan, misalnya “ Mana mungkin saya bisa menang, mana mungkin saya bisa sukses”, hampir dipastikan Anda tidak akan menjadi pemenang. Semakin Anda memikirkan bahwa Anda akan berhasil dan menjadi pemenang, hampir pasti Anda akan berhasil. Karena semakin memikirkannya, pikiran ini menjadi semakin dominan, semakin menguasai diri kita.
Mengapa Penting Untuk Sukses
Memiliki keyakinan dalam hati saja belum cukup untuk mengubah diri Anda memiliki semangat berjuang menjadi berhasil. Jadi setelah memiliki keyakinan bahwa sukses itu dimulai dari dalam diri Anda, ajukan pertanyaan berikutnya “mengapa” Anda ingin sukses. Kalau kata “mengapa” ini tidak memiliki alasan yang kuat dan cukup jelas, Anda akan mengganggapnya tidak penting. Ini tidak berharga dan Anda kemudian mudah menyerah.
Untuk berhasil mengubah diri Anda memiliki semangat berjuang untuk menjadi seorang pemenang, Anda harus memiliki alasan yang kuat untuk menang dan berhasil. Jadi sangatlah penting untuk memiliki alasan mengapa menjadi berhasil itu penting bagi diri Anda. Jika jawaban pertanyaan “mengapa” itu terasa sangat berharga dan penting, itu akan mendorong perasaan dan semangat Anda memperjuangkannya, kemungkinan besar Anda akan menjadi seorang pemenang.
Seseorang bisa berhasil, sukses di bidang apa saja, bila mampu menetapkan alasan mengapa sukses adalah hal yang penting bagi dirinya. Karena memiliki alasan yang kuat dengan muatan emosi yang tinggi, membuat seseorang semakin bersemangat untuk bersusah payah memperjuangkan keinginannya. Emosi yang tinggi hingga menyentuh aspek spiritual seseorang, akan merangsang kekuatan dari dalam dirinya.
Biarkan saya memberikan contoh, kalau Anda sedang berenang di kolam renang, kemudian seeorang tiba-tiba menekan kepala Anda dengan kuat ke dalam air, maka Anda akan berusaha keras untuk berhasil mengeluarkan kepala Anda ke atas air. Semakin keras tangan menekan kepala Anda, maka semakin keras Anda berjuang melepaskan diri hingga muncul ke permukaan air. Mengapa ? Karena Anda mengganggap penting untuk bisa berhasil keluar ke atas air agar bisa bernafas, maka Anda akan berjuang keras untuk berhasil. Demikian juga kalau seseorang memiliki alasan yang kuat dan jelas mengapa penting untuk berhasil, hal ini akan mendorong semangatnya untuk berjuang mewujudkan tujuan keberhasilannya.
Bila kita mengganggap sesuatu menjadi penting, maka sesuatu itu akan bernilai dan berharga untuk diperjuangkan dan diraih bukan ?. Inilah yang disebut “value” atau nilai. Semakin tinggi "nilai" sesuatu, maka kita akan semakin bersemangat dan fokus untuk bisa mencapainya. Demikian sebaliknya, bila mengganggap sukses tidak penting bagi diri kita, bila jawaban tentang “mengapa” tidak terasa kuat dan berharga, maka kita tidak akan memiliki semangat untuk bersusah payah mencapainya. Logikanya, buat apa mengerjakan sesuatu yang menurut kita tidak penting, bukan ? Pikiran ini tanpa anda sadari mempengaruhi pikiran bawah sadar anda.
Dengan memiliki “nilai” yakni sesuatu yang kita percayai sebagai hal yang penting bagi diri kita atau suatu emosi yang kita pandang penting untuk kita raih, ini yang beroperasi di pikiran bawah sadar “unconscious mind” yang menentukan fokus kita dan bagaimana kita memanfaatkan waktu kita. Semakin tinggi “value” sesuatu maka semakin banyak waktu yang kita luangkan untuk melakukan hal tersebut.
Menyalurkan “Energi” Dari Dalam Diri.
Setiap orang adalah penjaga dari semua kekuatan kompetensi, keyakinan dan kekuasaan yang ada pada dirinya. Dalam diri setiap orang ada kuasa energi yang tak terbatas yang siap untuk disalurkan dengan benar untuk mengubah dirinya menjadi seorang pemenang. Untuk dapat membangkitkan energi dari dalam diri ini, harus ada keinginan yang kuat melakukan perubahan menjadi pemenang dari dalam hati dan pikiran kita, bukan dari masukan dan dukungan moral dari sahabat-sahabat.
Hati dan pikiran kitalah yang menjadi sumber kekuatan menggerakan energi dalam diri kita. Anda sendirilah yang menjadi “agent of change” diri sendiri, bukan orang lain. Orang lain hanya bisa melihat dari persepsi mereka sendiri berdasarkan apa yang mereka pernah alami.
Anda sebagai pemiliki energi tak terbatas harus belajar bagaimana cara membangkitkan dan menyalurkan energi itu dengan baik, bila tidak demikian maka energi yang ada dalam diri akan sia-sia. Berusahalah mengumpulkan segenap energi dalam diri Anda, perhitungkan berapa banyak energi yang dibutuhkan untuk melesat menuju tangga kesuksesan sesuai tujuan Anda. Dengan demikian Anda akan merasakan bahwa energi itu telah terbentuk di dalam diri Anda, dan bila waktunya tepat, biarkanlah energi itu mengalir keluar. Pada saat itu Anda akan merasakan bahwa tubuh, pikiran dan energi akan mengalir sebagai satu kesatuan. Dan Anda tidak hanya akan melompat, melainkan bagaikan terbang ke udara menuju keberhasilan. Anda akan merasakan semangat baru dengan kekuatan baru melesat menuju kemenangan.
Pilihlah jalan hidup Anda sesuai dengan karakter dan kepribadian diri Anda. Belajarlah mendengarkan katahati Anda yang paling dalam tentang keinginan yang kuat dalam diri Anda. Dengarkan suara hati spiritual mengenai makna terpenting yang menjadi keinginan kebehrasilan hidup Anda. Jangan mengandalkan masukan dari luar untuk menentukan pilihan jalan hidup Anda, karena Anda adalah pribadi yang unik dengan keunggulan yang berbeda. Anda sendirilah yang mampu menentukan seberapa kekuatan energi dalam diri Anda untuk menggerakkan semangat Anda melakukan perubahan menuju kesuksesan.
Meyakini Kemampuan Diri Sendiri.
Langkah berikutnya adalah menanamkan keyakinan kedalam hati dan pikiran Anda bahwa Anda memiliki kemampuan dan kompentensi diri untuk menjadi seorang pemenang. Keyakinan dari dalam hati dan pikiran akan kemampuan diri menjadikan Anda memiliki keinginan mengubah diri dalam dalam diri sendiri.
Faktor yang paling kuat dalam menentukan perubahan adalah hati dan pikiran Anda sendiri. Begitu Anda memiliki “ self awareness” bahwa jalan hidup Anda mesti diubah untuk menjadi pemenang, saat itu pula perubahan dari dalam diri Anda sudah dimulai. Dengan demikian perubahan hati dan pikiran itu sesungguhnya bisa terjadi seketika. Pada saat kesadaran muncul, maka terjadi pencerahan hati, maka pola pikirpun mendapatkan input baru untuk mengubah paradigma berpikir atau sudut pandang terhadap sesuatu.
menjadi seorang pemenang adalah memiliki keyakinan kemampuan diri sendiri. Faktor yang mempengaruhi keyakinan akan kekuatan diri sendiri, adalah adanya “self awareness” yang bersumber dari kompetensi diri berupa ketrampilan teknis, pendidikan, pengalaman dan bakat kepemimpinan pribadi. Kesadaran kemampuan diri juga bisa bersumber dari keyakinan diri dalam ketrampilan antarpribadi, kepribadian, karakter dan spirit. Sumber-sumber kekuatan pribadi ini harus dikembangkan secara seimbang agar melahirkan keyakinan akan kuasa kekuatan diri.
Menyalahkan unsur-unsur dari luar ketika mengalami kegagalan adalah tindakan yang kurang bijaksana. Berusahalah memahami diri Anda, mengurai diri Anda, memahami kekuatan kompetensi dan keyakinan terbaik dalam diri Anda. Kemudian pertajam terus kuasa pribadi Anda hingga menjadi kekuatan diri Anda. Tanamkan keyakinan bahwa Anda memiliki kemampuan untuk menjadi seorang pemenang. Bila Anda telah menemukan keunggulan dalam kompetensi dan keyakinan, Anda akan memiliki kuasa untuk menjadi pemenang.


Dari berbagai sumber

Tidak ada komentar:

Posting Komentar