DUNIA sekitar kita berubah dengan sangat cepat. Begitu cepatnya sehingga hampir-hampir kita merasa selalu berada di daerah baru yang asing. Daerah baru ini membutuhkan pendekatan dan cara penyelesaian yang baru dalam menghadapi pelbagai tantangan yang muncul. Alat utama kita untuk memasuki daerah baru ini adalah pikiran kita, imajinasi dan kreativitas kita.
Imajinasi dan kreativitas kitalah yang akan membuka pintu menuju kemajuan, menuju produk baru dan pelayanan baru, menuju pasar dunia yang baru, menuju cara berkomunikasi yang baru, serta menuju cara-cara baru melestarikan lingkungan dan sumber daya alam kita. Imajinasi dan kreativitas kitalah yang akan menghadirkan hal-hal yang lebih indah, lebih berirama, sekolah yang lebih baik, lapangan pekerjaan yang lebih banyak, rumah bagi para tunawisma, dan mengakhiri peperangan dan kelaparan.
Dalam rangka memahami pikiran, kita perlu peralatan yang bukan bagian dari pengalaman dan pendidikan standar kita selama ini. Kita perlu alat yang akan menembus batas dan membuka pikiran kita. Pemetaan-pikiran (mind mapping) adalah salah satu alat tersebut. Alat ini merupakan teknik untuk mengembangkan pendekatan berpikir yang lebih kreatif dan inovatif.
Efek pemetaan-pikiran hampir tidak masuk akal, ia dapat membuka jalan ke seluruh otak, memungkinkan kegiatan lebih tertata dalam beberapa menit, mendorong munculnya kreativitas, mendobrak hambatan bagi para penulis, dan menghasilkan mekanisme brainstorming yang efektif, tulis Joyce Wycoff dalam bukunya yang mengasyikkan dan memberdayakan, Mind Mapping: Your Personal Guide to Exploring Creativity and Problem Solving.
Dewasa ini, pemetaan-pikiran sudah menjadi "topik hangat" dan banyak orang yang memanfaatkan nama besarnya, tulis Michael J. Gelb, pendiri dan direktur High Performance Learning dan penulis buku terkenal tentang kejeniusan Leonardo da Vinci, dalam mengantarkan buku Wycoff. Sayangnya, pemaparan mereka tentang topik ini sering terasa dangkal dan eksploitatif.
Kekuatan pemetaan-pikiran sering disalahpahami karena tekniknya yang sangat sederhana sehingga maknanya yang dalam sering luput dari perhatian. Keluwesan Wycoff dan kemauannya untuk mengembangkan topik yang ditulisnya menjadikan buku Wycoff jauh berbeda dengan usaha-usaha lain yang sejenis.
Buku tentang mind mapping karya Wycoff ini bagaikan kapsul, kecil (bukunya tak lebih dari 200 halaman) namun khasiatnya luar biasa. Secara lugas namun dalam, Wycoff menuntun pembacanya ke dalam suatu eksplorasi yang mengasyikkan tentang kekuatan otak manusia.
Wycoff memadukan temuan Alex Osborn (1939) tentang adanya dua belahan otak bernama judicial mind (otak yang suka mengoreksi) dan creative mind (otak yang sangat bebas berekspresi), yang kemudian disempurnakan oleh riset menakjubkan dari Roger Sperry dan Michael S. Gazaniga, dengan temuan Karl Pribram (tentang ingatan), Edward de Bono (berpikir lateral), Ned Hermann (creative brain), dan beberapa pakar lain.
Mind mapping sendiri merupakan temuan Tony Buzan. Buzan, yang oleh banyak kalangan disetarakan kehebatannya dengan Stephen Hawking (jika Hawking ahli mengeksplorasi ruang angkasa, Buzan ahli dalam mengeksplorasi otak), menemukan mind mapping pada 1970-an. Sejak 1975, bersama Micahel J. Gelb, Buzan mengembangkan mind mapping sebagai alat untuk melatih orang berpikir dengan lebih berdayaguna.
Manfaat awal mind mapping adalah untuk mencatat. Mind mapping menggusur metode lama outlining yang kaku dan kadang mengganggu kebebasan memunculkan ide-ide baru. Mind mapping selain mampu membebaskan seseorang yang ingin merekam informasi, juga membantu orang tersebut untuk mengait-ngaitkan informasi dengan dirinya dan sekaligus menjadikan diri tersebut kreatif.
Pengembangan diri
Menurut Wycoff, ada delapan manfaat mind mapping untuk pengembangan diri. Pertama dalam bidang penulisan. Pemetaan-pikiran dapat membantu seorang pengarang, misalnya, dalam menggali tokoh novel baru atau mendobrak rintangan-rintangan menulis sehingga kegiatan menulis dapat dilangsungkan secara cepat, mudah, dan mengalir. (Di bawah, saya akan mengeksplorasi manfaat pemetaan-pikiran dalam kegiatan menulis ini lebih jauh).
Kedua, di bidang manajemen projek. Pemetaan-pikiran dapat membantu seseorang memecah suatu projek menjadi bagian-bagian kecil yang kemudian dapat terawasi secara detail. Ketiga, untuk memperkaya kegiatan brainstorming. Kegiatan brainstorming, baik yang dilakukan secara berkelompok maupun perseorangan, cocok dengan teknik pemetaan-pikiran yang strukturnya mengalir bebas.
Keempat, untuk mengefektifkan rapat. Bagi para manajer, ada kemungkinan besar waktu kerja mereka digunakan untuk menghadiri rapat. Pemetaan-pikiran menjadikan waktu rapat lebih efektif dan produktif. Kelima, menyusun daftar tugas. Kadang susunan daftar tugas kita tidak membangkitkan semangat kita untuk mengerjakannnya secara benar dan baik. Pemetaan-pikiran akan dapat membantu kita membuat daftar tugas yang memotivasi.
Keenam, melakukan presentasi yang dinamis. Dengan pemetaan-pikiran, materi presentasi akan dapat diingat lebih mudah dan membuat para pendengar presentasi mendapatkan materi yang kaya dan bervariasi. Ketujuh, membuat catatan yang memberdayakan diri. Metode pencatatan pemetaan-pikiran yang menggabungkan teks dan gambar ini akan membantu seseorang dalam mengelola informasi, menambahkan kaitan dan asosiasi, serta menjadikan informasi lebih bertahan lama dalam ingatan.
Kedelapan, untuk mengenali diri. Apabila seseorang dapat membiasakan diri menggunakan pemetaan-pikiran dalam bidang-bidang yang dijalaninya, dia akan dibawa masuk lebih dalam ke inner self-nya. Kata Michael J. Gelb, Kekuatan istimewa pemetaan-pikiran adalah melatih otak melihat secara keseluruhan sekaligus secara terperinci. Pemetaan-pikiran mampu mengintegrasikan logika dan daya khayal. Lewat pemetaan-pikiran, seseorang dapat memunculkan keunikan-keunikan dirinya secara bebas-mengalir dan menyenangkan.
Melancarkan menulis
Saya sendiri, setelah berkali-kali menggunakan pemetaan-pikiran untuk kegiatan menulis, menemukan sedikitnya tujuh manfaat mind mapping. Dengan berbekal mind mapping, saya kemudian dapat menjadi penulis yang produktif dan kreatif. Sejak pertengahan 2001 hingga akhir 2004, saya dapat membuat 17 buku!
Pertama, memberikan kebebasan hampir mutlak. Hambatan menulis yang paling besar adalah kurangnya rasa percaya diri. Lewat pemetaan-pikiran, saya didukung dan disemangati untuk mengalirkan apa pun yang ingin saya alirkan tanpa kemudian takut bahwa yang saya alirkan tersebut keliru. Kedua, memfungsikan secara sinergis kedua belahan otak. Menurut Bobbi DePorter dan Mike Hernacki, dalam Quantum Learning, tulisan yang baik itu dihasilkan oleh dua belahan otak, otak kiri dan otak kanan. Pemetaan-pikiran membantu saya dalam menulis dengan menggunakan dua belahan otak tersebut.
Ketiga, mendeteksi lebih dini apakah keinginan saya untuk menulis itu ada bahannya di dalam diri saya atau tidak. Kadang-kadang saya merasakan saya ingin (atau, malah, bisa) menulis suatu topik yang menarik. Namun, ternyata setelah berada di depan komputer dan dapat mengeluarkan beberapa kalimat berkaitan dengan topik yang ingin saya tulis, saya mengalami kemacetan. Kemacetan menulis kadang membuat saya frustrasi. Dengan pemetaan-pikiran, saya dapat mengecek dan mengeluarkan lebih dahulu apakah bahan yang hendak saya tulis itu memang tersimpan di dalam diri saya atau tidak.
Keempat, memetakan jaringan pemikiran. Dahulu saya menggunakan teknik outlining (membuat outline) ketika mau menulis. Ternyata, teknik ini tidak mampu mengaitkan satu materi dengan materi yang lain. Lewat pemetaan-pikiran, bukan saja materi tulisan dapat dikaitkan dengan materi tulisan lainnya, namun juga kemudian dapat dipetakan jaringannya. Ini membuat gagasan-gagasan baru terus bermunculan secara luar biasa. Menulis jadi lebih mudah dan mengalir setelah pemetaan-pikiran selesai saya buat.
Kelima, membantu menulis secara kreatif. Saya mengartikan kreativitas sebagai sebuah daya-hebat yang dapat memunculkan hal-hal baru. Pemetaan-pikiran dapat membantu saya untuk mengeksplorasi keunikan diri saya. Keenam, membantu menulis secara cepat. Dahulu, sebelum ditemukannya pemetaan-pikiran, saya banyak menunggu atau bengong ketika berada di depan komputer ketika menulis. Kini, lewat pemetaan-pikiran, saya malah didorong untuk lebih cepat dan cepat mengalirkan apa pun yang ada di pikiran dan perasaan saya.
Ketujuh, membantu menulis secara dalam dan bermakna. Lewat pemetaan-pikiran saya diajak untuk mengeksplorasi sampai sejauh-jauhnya apa yang disimpan oleh diri saya. Pemetaan-pikiran merangsang diri saya untuk mengeluarkan apa saja dan menggali secara sangat dalam diri saya. Pemetaan-pikiran ibarat bor yang sangat tajam dan panjang untuk mencapai sumber mata air gagasan milik saya yang khas. Dan, kadang, ajaib, lewat pemetaan-pikiran sumber mata air gagasan itu tak pernah kering dan senantiasa memancarkan hal-hal yang berbeda dengan sebelumnya.
Cara praktis
Ada banyak petunjuk dalam membuat pemetaan-pikiran. Gordon Dryden dan Jeannette Vos, dalam The Learning Revolution, memberikan cara-cara yang simpel, imajinatif, dan memberdayakan. Pertama, bayangkan sel-sel otak (neuron) Anda seperti pohon, masing-masing menyimpan informasi yang berhubungan pada cabang-cabangnya.
Kedua, susunlah kembali poin-poin kunci, dari topik mana pun yang ingin Anda keluarkan atau Anda serap, di atas selembar kertas putih sebagaimana bentuk pohon (neuron) yang bercabang-cabang. Ketiga, mulailah dengan gagasan inti, biasanya dengan satu simbol, di tengah halaman, lalu gambarlah cabang-cabangnya menyebar di sekelilingnya. Jika Anda memetapikirkan kota Jakarta, gunakan patung Monas. Jika Anda memetapikirkan kota Bandung, gunakan miniatur Gedung Sate.
Keempat, usahakan mencatat hanya satu kata atau simbol untuk setiap poin yang ingin Anda ingat atau tampakkan, satu tema utama untuk setiap cabang. Kelima, letakkan poin-poin yang berhubungan pada cabang utama yang sama, masing-masing membentuk subcabang. Keenam, gunakan pensil atau spidol berwarna untuk topik-topik yang berhubungan.
Ketujuh, lukislah sebanyak mungkin gambar atau simbol. Kedelapan, ketika Anda melengkapi setiap cabang, lingkari dengan garis batas berwarna. Kesembilan, kembangkan terus setiap peta secara teratur. Ada kemungkinan cabang yang membesar dan banyak dapat kita pisahkan untuk menjadi peta-pikiran yang baru, dan seterusnya.
Tips saya, peta-pikiran yang berhasil adalah peta-pikiran yang mencerminkan karakter Anda. Jadi, usahakan, setelah Anda belajar memahami tujuan dan cara membuat peta-pikiran, untuk kembali lebih dahulu ke diri pribadi Anda yang unik ketika Anda ingin memulai membuat peta-pikiran. Ciptakan garis, ikon atau gambar, dan bentuk peta-pikiran sesuai keinginan Anda yang terdalam.
Selamat mencoba. Semoga pemetaan-pikiran dapat memberdayakan diri Anda, mengeluarkan gagasan-gagasan unik Anda.***
Hernowo
Penulis "Chief Executive Officer Mizan Learning Center".
Tidak ada komentar:
Posting Komentar